Rabu, 04 Maret 2009

memahami etika profesi dengan hati nurani


Hubungan antara etika profesi dengan hati nurani

Etika profesi dan hati nurani merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Kedua hal tersebut juga memiliki hubungan sebab akibat.
Dalam melakukan segala hal, manusia harus mempertimbangkan baik buruknya akibat yang akan terjadi, maupun tepat atau tidak tepatnya keputusan yang dibuat. Untuk mengerjakan sebuah pekerjaan, manusia memiliki tools atau alat yang berguna untuk membantu dalam mengerjakan dan mengambil keputusan. Setiap profesi pasti memiliki resiko baik itu resiko yang tinggi ataupun resiko yang rendah. Setiap profesi, memiliki etika profesi dimana etika profesi tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Namun hal tersebut bisa terhalang, jika seorang bekerja yang bekerja tidak sesuai dengan kata hatinya. Hal tersebut bisa berpengaruh pada performansi kerjanya. Jika bekerja tidak sesuai dengan hati nurani, maka yang dipikirkan hanya malas untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan tidak serius dalam mengerjakannya.

Sebuah profesi yang dimilliki oleh setiap manusia belum tentu sesuai dengan hati nuraninya. Sebagai contoh :
Jika si A bekerja di sebuah perusahaan kimia yang terkenal dan di perusahaan tersebut si A mendapat jaminan hidup yang layak sehingga kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya tercukupi dengan baik, tapi di balik hal tersebut tersimpan sebuah kejanggalan dari hati si A. Hal itu disebabkan karena hasil produksi dari perusahaan kimia tersebut berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Pada saat inilah hati nurani akan bekerja. Hati nurani si A akan membimbing si A ini untuk memberi keputusan, apakah dia akan bertahan di perusahaan kimia tersebut dengan kehidupan yang layak dan nyaman atau dia memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tersebut, namun kehidupan keluarganya akan kacau baik dari segi ekonomi maupun keharonisan keluarganya.

Jika dalam bekerja, kita bisa menerapkan kode etik dengan baik yang disertai dengan hati nurani yang baik maka kita akan dapat bekerja dengan aman, tenang dan nyaman. Seorang pekerja yang bekerja sesuai dengan hati nurani dan tidak melanggar kode etik akan bekerja dengan lebih nyaman dibandingkan dengan pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan hati nurani. Jika kita melihat konteks hati nurani sebagai salah satu tools untuk mengambil sebuah keputusan, maka makna dari hati nurani ini berfungsi sebagai jalan kebenaran. Hati nurani berbeda dengan super egois (menurut Sigmund Fread), hati nurani bersumber dari iman, sedangkan ego berasal dari sifat dasar manusia yang tidak pernah puas. Selain itu hati nurani juga menyangkut unsur pengertian secara objektive dan tanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan mengisi komentar, thanks.